Minggu, 19 Juni 2016

Apakah doa kepada orang yang meninggal bisa sampai?



Apakah doa kepada orang yang meninggal bisa sampai?

PROLOG
Artikel ini merupakan lanjutan bahan diskusi pada artikel sebelumnya, yaitu: “Tahlilan, bid’ah atau ibadah“. Sebagian orang berpendapat bahwa tahlilan tidak boleh karena Nabi saw dianggap tidak pernah melakukan itu, sehingga hukumnya bid’ah. Terlebih salah satu hajat diadakannya tahlilan adalah untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Padahal dikatakan bahwa doa orang yang meninggal sudah putus amalnya, dosa dan pahalanya pun telah berhenti.

DALIL
  • Surah Al An’aam (6) : 164
    Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[526]. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”
  • Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:
    Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.
PENDAPAT
  • Imam al-Qurtubi berpendapat: Imam Ahmad bin Hanbal RA berkata. “Apabila kamu berziarah ke pemakaman, maka bacalah surat AL-fatihah, Al-mu’awwidzatain, dan surat Al-iklash. Kemudian haidahkanlah pahalanya kepada ahli kubur. Maka sesungguhnya pahala tersebut sampai kepada mereka” (Mukhtashar Tadzkirat Al-Qurthubi 25)
  • Ibnu Taimiyah menyatakan: “Syaikul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyah dalam kitab Tatawanya berkata,” pendapat yang benar dan sesuai dengan kesepakatan imam, bahwa mayit dapat memperoleh manfaat dari semua ibdadah,baik ibadah badaniyah (ibadah fisik) seperti sholat, puasa, membaca Al-qur’an, atau ibada maliyah (ibadah materi) seperti sedekah dan lain-lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk berdo’a dan membaca istigfar bagi mayit (Hukum Al-Syariah Al-aslamiyah fi m’tamil arba’in , 36).
  • Sebagian ulama juga berpendapat bahwa doa kepada orang yang meninggal dunia tidak akan sampai. Hal ini berangkat dari pemahaman surat al-An’am ayat 6, bahwa orang yang meninggal dunia akan menanggung amal dan perbuatannya masing-masing. Pada saat seeorang meninggal dunia maka malaikat datang dan memperhitungkan amalnya untuk menilai apakah orang tersebut pantas diberi siksa kubur atau tidak.
ANALISA
Surat al-An’am ayat 6 secara tegas menyatakan bahwa baik buruk perbuatan manusia hanya dia sendiri yang menanggungnya. Karena tidak adil jika seseorang harus menanggung dosa dari perbuatan yang tidak ia lakukan.
Namun jika melihat pada hadis Nabi saw di atas. Bukan tidak mungkin jika doa orang yang masih hidup dengan izin Allah swt bisa sampai. Pada hadist Nabi saw di atas disebutkan bahwa amal perbuatan seseorang putus kecuali 3 hal:
  1. Sedekah jariyah
  2. ilmu yang bermanfaat sesudahnya
  3. anak yang shalih yang mendo’akannya.
Pada poin ke tiga bisa kita pahami bahwa anak yang shalih doanya dapat sampai kepada orang tuanya yang sudah meninggal. Sehingga diharapkan dosa orang yang sudah meninggal dapat diampuni oleh Allah swt. Mengenai Allah mau mengampuni sedikit, sebagian, atau semua dosanya, itu semua tergantung pada kehendak Allah swt.
Doa anak yang shaleh dikaitkan dengan tahlilan adalah bahwa rangkaian bacaan dalam tahlilan merupakan usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, agar mendekati kata shaleh. Ketika rangkain tahlil sudah selesai, dan diakhiri doa untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia, baik orang yang berdoa ataupun yang mengamini sudah lebih baik atau lebih suci karena sudah berdzikir mendekatkan diri kepada Allah swt.
KESIMPULAN
  • Doa anak/orang yang shaleh diterima Allah swt.
  • Tahlilah adalah media untuk mendekatkan diri, mensucikan diri dengan berdzikir agar dapat mendekati kriteria shaleh.
  • Adapun tujuan hajat mendoakan orang meninggal dunia dilakukan dengan doa yang dibaca di akhir tahlilan. Jadi bukan tahlilannya yang dihadiahkan kepada orang yang meninggal, melainkan doa pada akhir acara ketika semua jamaah sudah berusaha menjadi orang shaleh dengan tahlilan (berdzikir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar